2/15/2016

Yang terbaik untuk Al

Di rumah saya, selain ada 3 ekor anjing, ada dua orang lagi yang ikut dengan saya. Kalau orang lain menyebut pembantu mereka pembantu atau babu atau pembokat, kalau saya melihat Al lebih dari sekedar pembantu.

Yang terbaik untuk Al

Al lebih sebagai asisten pribadi, yang bagi saya sudah seperti keluarga saya sendiri. Al dan suaminya tinggal di rumah saya yang mungil ini sekarang. Sudah hampir 5 tahun Al ikut dengan saya, dan sekarang Al ingin membangun keluarganya sendiri. Rasanya sedih, senang, bangga, ngga rela, segala macam deh.

Ceritanya begini. Al tadinya ikut teman saya yang mengontrak rumah ini sebelum saya. Teman saya pindah ke Dubai, dan Al akhirnya ikut saya.

Tugasnya Al sama seperti tugas pembantu2 yang lain: mencuci, memasak, membersihkan rumah. Tetapi Al ini pandai dan cekatan serta disiplin. Kalau dibelikan buku masakan, dia suka mencoba masakan baru. Kalau ada yang kurang bersih, dia inisiatif membersihkan dan merapihkan tanpa disuruh. Bahkan kapsul2 suplemen saya dia hapal. Di sini letak ke-asistenannya Al.

Dia bisa disuruh membuat list belanjaan, mengingatkan apa yang saya lupa seperti minum obat, memasukkan pakaian olah raga kalau hari saya ke gym dan bajunya matching (pernah juga tabrak lari sih paduannya tapi jarang banget), mengingatkan membayar tukang sampah dll.

Selain itu, Al juga suka saya ajak makan di restoran, ngopi di Coffee Bean atau JCo kalau habis belanja mingguan, atau jalan2 ke mall atau sekedar beli DVD dekat rumah. Pagi2, yang pertama saya lihat selain anjing2 saya, ya si Al ini. Dia membuat kopi, menyediakan obat2 dan sarapan.

Sebelum tidur, Al juga yang terakhir saya lihat selain anjing2 saya. Kadang nonton TV dan DVD bareng, nonton bola bareng, pokoknya banyak hal2 dalam hidup saya yang saya lewati bersama Al. Bukan sekedar pembantu.

Al saya ajar untuk online. Walaupun dia belum bisa chatting dengan Yahoo, tetapi dia sudah punya account facebook. Teman2nya juga banyak, teman saya juga banyak jadi temannya dia malah. Al bisa diandalkan untuk otaknya.

Pernah saya membetulkan sepatu tetapi tidak bisa saya tunggu tetapi ingin melihat hasilnya seperti apa. Al foto sepatu saya dengan HPnya, lalu diposting di Facebook dan saya di-tag. Pinter kan?

Waktu Al putus dengan pacarnya (yang sebelum suaminya ini), dia ngadunya ke saya. Waktu saya putus dengan pacar2 saya, Al yang menyabarkan saya dan nemenin saya yang uring2an di tempat tidur. Waktu saya sakit dan diopname di rumah sakit, Al menengok setiap hari dan menunggui saya yang terbaring lemah.

Al yang mengingatkan saya untuk makan, memberi semangat, ikut senang dikala saya senang dan menemani, bahkan kadang memberi pandangannya yang sederhana bilamana saya sedang susah.

Waktu Al pacaran dengan suaminya yang sekarang, dia juga cerita sama saya dan calon suaminya dikenalkan kepada saya. Sampai akhirnya mereka menikah, suaminya tinggal bersama dengan saya juga. Suaminya tukang listrik, dan baik sekali orangnya. Tahu diri, sabar, membantu, dan sayang anjing juga.

Pendek kata, Al sudah lebih dari sekedar pembantu rumah tangga biasa. Bisa dibayangkan waktu Al mengumumkan bahwa dia berhenti KB dan ingin punya anak dan pulang ke kampung. Wah, stressnya. Bukan hanya stress mencari pengganti yang cekatan seperti dia, tetapi mencari orang dengan attitude riang gembira seperti dia yang sayang anjing.

Orang yang bisa dipercaya dan disayang seperti dia. Karena Al bukan hanya sekedar manusia yang membersih-bersihkan rumah, tetapi juga seorang teman yang setia yang sudah menjadi bagian hidup saya. Maklumlah, saya kan single, di rumah sehari2 juga yang ada yang nemenin ya si Al ini. Jadi menghadapi Al suatu waktu, tahun depan, kalau dia hamil dan kita berpisah itu berat sekali, seolah-olah saya akan menempuh hidup baru.

Banyak yang bilang, “Cari saja lagi”. Tetapi Al adalah Al yang tidak tergantikan. Keceriaannya dia, kerajinannya, kepolosannya akan dia bawa pulang kampung. Al adalah asisten, teman dan keluarga dan saya merasa sebentar lagi akan kehilangan dia. Tetapi bagaimana, dia juga ingin berkeluarga. Dia punya kehidupan sendiri, dimana saya tidak ada di dalam skenarionya.

Dia juga ingin maju dalam hidupnya seperti orang2 lain. Yang bisa saya lakukan hanya berdoa semoga Al yang baik dan suaminya dikaruniai hidup yang lebih baik daripada sekarang, walaupun saya sangat sedih kehilangan Al. Saya yang sendirian ini, serasa akan ditinggal oleh seorang sahabat baik. Seorang sahabat baik yang sayang kepada saya dan sayang kepada anjing2 saya.

Berat rasanya. Mungkin berat karena saya takut merasa kesepian kalau Al pergi. Mungkin berat karena saya single dan Al adalah manusia yang paling banyak mengisi hidup saya dalam jangka waktu yang lama, baik secara fisik maupun emosional. Iya, betul, saya mempunyai ikatan batin dengan Al, seorang sederhana dari kampung Cilacap berumur 25 tahun.

Tapi tak apa. Hidup ini terus berjalan. Selalu berubah. Walaupun saya sedih dan akan merasa kehilangan, saya akan selalu berdoa semoga Al berbahagia dan maju dalam hidupnya.

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.

1 komentar so far

Ceritanya keren, mbak. Kapan menulis lagi?