2/17/2016

Menikmati Hidup

Wah, sudah lama tidak menulis di blog ini. Masalahnya, selain sibuk, sedang tidak ada insipirasi. Sibuknya sibuk di kantor dan sibuk cuti (baru pulang dari Halmahera Barat). Inspirasinya kok ya ndak ada buat menulis….

Catatan Tentang Menikmati hidup


Tapi saya coba tulis ya, mengenai status saya sekarang ini: saya sedang tidak jatuh cinta pada siapapun juga. Rasanya belakangan ini banyak sih orang2 yang menarik, ganteng, baik, tapi ujung2nya semua jadi temen karena saya tidak ada perasaan apa2 tuh sama mereka.

Bagaimana rasanya tidak merasakan cinta kepada siapapun?

Rasanya bebas banget. Ngga ada ketergantungan harus telepon si dia tiap hari. Tidak ada rasa salah kalau pulang malam. Tidak menerima telepon atau SMS menanyakan saya ada di mana, sedang apa, makan apa. Kalau mau cuti tinggal angkat koper dan berangkat. Tidak ada rasa bersalah kalau sedang bicara atau sedikit dekat dengan cowok kalau sedang pesta.

Intinya, secara batin, rasanya bebas.

Tidak tahu ya, 2 tahun belakangan ini rasanya hatinya kebas, ngga tertarik sama yang namanya cowok. Ada sih yang melipir-melipir ke arah saya, tetapi akhirnya ya jadi temen, karena, ya itu tadi, rasanya perasaan sudah kebas sehingga tidak ada perasaan seperti, “Dia telpon saya apa ngga ya?”, “Dia seneng sama saya apa ngga ya?”…rasanya cuek aja gitu, terserah dia mau apa, saya mah menikmati suasana yang ada sekarang saja.

Kenapa ya begitu? Apa belum ketemu sama yang cocok aja? Apa memang pada umur2 tertentu, hati kita menjadi kebas? Apa hormon berpengaruh sama ketertarikan kita terhadap lawan jenis ya?

Yang penting sekarang sih saya menikmati apa yang ada saja. Ada 3 anjing di rumah ditambah 2 orang anak asuh. Itu sudah membuat rumah saya ramai dan seru. Teman selalu ada: teman menyelam, teman jalan2, teman curhat (walau bingung apa yang mau dicurhatin), teman Zumba, teman ngopi. Teman perempuan maupun teman laki2. Rasanya hidup ini sudah komplit, walaupun banyak dari pembaca yang bilang hidup ini tidak komplit kalau tidak ada suami dan anak.

Nih. Dari sekian banyak suami istri yang saya kenal, lebih dari 50% tidak merasa betah di rumah dan memimpikan hidup sendiri.

Terus, saya hanya perlu bersyukur bukan?

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.