2/03/2016

Pacaran Sama Brondong

Kalau cerita tentang brondong, alias laki2 yang jauuuuh lebih muda, pasti ibu2 dan tante2 pada semangat deh. Bagaimana tidak. Semangat muda, badan masih tegap, syukur2 ganteng, lebih syukur lagi kalau mandiri secara finansial dan dewasa, baik hati dan taat beragama. Duh, ini mah seperti Siti Khodijah dapet Nabi Muhammad kali ya judulnya.

Pacaran Sama Brondong

Definisi brondong bagi saya adalah semua laki2 yang berumur lebih muda 5 tahun daripada saya. Jadi, kalau sekarang saya umurnya 43, yang berumur lebih muda dari 38 tahun adalah brondong. Saya banyak kenal brondong2, in fact, anak2 buah saya di kantor semuanya brondong.

Kalau banyak di lingkungan saya laki2 yang punya pacar atau istri jauh lebih muda (10 tahun, bahkan ada yang 20 tahun lebih muda), kenapa juga kalau perempuan punya suami atau pacar yang jauh lebih muda dilihat dengan beda? Hmmmmh… Entah ya, agak beda aja gitu.

Saya punya beberapa kenalan brondong, ada yang saya kenal di gym saya. Orangnya ganteng, tinggi, model iklan pula. Hebatnya, nih anak sangat taat beragama. Kita sering ketemu hanya buat latihan, tapi kadang2 kalau kelaparan habis latihan saya suka ditraktir makan sate ayam diet, alias sate ayam tidak pakai kulit dan kuah kacang di pinggir jalan.

Ya, namanya juga masih di bawah 30 tahun, masih baru berapa tahun pengalaman di kantor (masih hitungan junior juga mungkin), cukup dihargai bahwa dia mau ambil tanggung jawab membayar makanan, walaupun saya bersikeras untuk traktir dia makan.

Nah, sang brondong ini ibunya saja kurang dari 10 tahun selisih umurnya dengan saya. Selain bicara tentang kesehatan, latihan dan makanan diet, rasanya agak2 susah nyambung juga dengan si anak ini. Selera musik berbeda. Sementara saya tahu persis “Uptown girl” dinyanyikan oleh Billy Joel, dia bersikeras bahwa itu dibawakan oleh Westlife.

Idealisme, ya masih sama tetapi saya sudah agak mulai lebih realistis. Cara memecahkan masalah juga berbeda, kebanyakan karena pengalaman. Kadang dia suka mengeluh tentang pacarnya yang posesif dan bertanya kepada saya bagaimana menghadapinya. Kadang pertanyaan saya malah membuat dia bingung. Kalau saya, lebih bingung dengan model rambutnya.

Intinya, saya jadi mikir, hebat juga ya, orang2 yang punya pasangan 10 tahun lebih muda dari mereka (ya, kalau usia 80 pasangan 70 mungkin ngga terlalu terasa bedanya, tapi kalau umur 40 pacar 30 kan agak2 gemana ya?). Mereka bagaimana ya, kalau ngobrol, apa nyambung ya? Kalau perempuannya yang lebih tua, apa perempuan2 itu masih merasa terayomi atau justru mereka lebih senang dengan posisi mengayomi?

Pernah satu-dua kali saya juga didekati oleh anak muda. Kejadiannya juga di gym. Lagi serius2 latihan, ditegur ramah oleh anak muda kuliahan, mungkin umurnya 20 tahunan. Rambut kribo ngga disisir (ini saya agak susah bertoleransi dengan model rambut anak2 zaman sekarang deh, tapi dari dulu juga saya tidak suka sih dengan cowok gondrong kecuali kalau mereka memang pemain band.

Sekarang malah saya tergila2 dengan kepala botak). Celana pendek nanggung. Pertamanya manggil, “Halo, Tante”. Sebagaimana orang timur, ya saya halo-in juga. Kemudian mulai deh, nyerempet2 begini, “Wah Mbak badannya masih kenceng ya, umurnya berapa? “, dan, “Saya juga dulu punya pacar jauh lebih tua dari saya…” dsb dsb.

Waaah, males nih. Ujung2nya, “Ini, saya manggilnya Mbak atau apa ya?” dan dengan semangat saya menyambut bola lambung tersebut dengan bilang, “Wah, sepertinya saya sama ibu kamu usianya tidak beda jauh, mungkin kamu manggil saya Ibu aja kali ya?”. Besok2nya ketemu di gym tidak berani ngajak ngobrol lagi.

Memang sih, tidak semua brondong itu mau pacaran dengan perempuan yang jauh lebih tua dari mereka karena alasan duit. Tetapi, fakta mengatakan, laki2 itu adalah mahluk visual. Kalau perempuan hatinya dag dig dug dengan mendengar (makanya suka ngga peduli tampang, umur, kekayaan, kalau sudah dirayu suka terkulai), kalau laki2 dag dig dugnya kalau melihat perempuan yang sexy, yang kulitnya mulus, yang cantik.

Sementara, kita2 di usia 40-an ini sudah mulai mendekati masa2 menopause bukan? Kulit mulai ada flek hitam dan tidak sekencang dulu, badan mulai ada lemak di sana-sini, apalagi yang sudah pernah punya anak. Jadi yang dilihat apa? Saya mungkin orang yang skeptis, jadi langsung curiga banget: pasti duit. Sama curiganya kalau perempuan yang muda2 pacaran dengan yang usianya sangat jauh, saya suka mikir, duit kali nih.

Tetapi seperti yang saya bilang bahwa perempuan itu senang merasa diayomi, maka punya laki2 yang jauh lebih tua sebenernya tidak terlalu aneh (apalagi kalau lakinya masih gagah seperti Clint Eastwood, ya wajarlah). Jadi sebenernya brondong2 itu nyari apa sih sebenernya sama perempuan2 yang lebih tua? Figur ibu mungkin? Emang ibu mereka kenapa?

Soal brondong cuma morot juga ceritanya banyak, sama banyaknya seperti cewek muda yang morot om2. Emansipasi barangkali ya. Kalau dengar cerita beberapa teman tentang perempuan2 setengah baya yang punya simpanan brondong, atau punya pacar brondong, kadang suka merinding. Kalau dikenalin sama pacar mereka yang muda banget, saya kok suka merasa ingin melindungi ya, apa karena saya anak paling tua, atau karena memang mereka kelihatannya seperti anak anjing yang musti dilindungi?

Saya punya saudara, janda di usia 42 tahun, dan memiliki anak 2 orang perempuan. Setelah dia cerai, dia sangat tergila2 dengan seorang brondong yang umurnya 25 tahunan umurnya. Dia cerita bahwa sang brondong sangat dewasa, lebih dewasa dari mantan suaminya, dan dia sangat bangga bisa menggaet brondong tersebut.

Padahal, kalau saya lihat di status facebooknya, kalau sang cowok memberi komentar, wah duh, emang itu cowok seolah2 cinta itu bisa mengalahkan segalanya. Gila, hari gini lho. Gue sih udah mesem doang deh, wait until life really hits you, Boy. Melihat potongannya, saya cuma bisa bilang, wah, ini mah kayaknya sodara saya diporotin aja nih, dan si Boy ini sepertinya mokondo alias modal kon… doang nih.

Terus saudara saya ini melihat apa ya dari si Boy ini? Terakhir2, saya mencium bau2 pemorotan oleh si Boy. Waduuuuh, musti 1000x hati2 deh kalau pacaran sama anak 15 tahun lebih muda…tapi kok ya saudara saya bisa sampai buta gitu ya…

Saya pribadi tidak terlalu tertarik berhubungan dengan brondong. Saya menyukai pembicaraan yang dalam, yang banyak didasari pengalaman. Compatibility dalam komunikasi penting buat saya, dan entah kenapa, kebanyakan brondong2 ini masih sangat hijau di mata saya. Saya juga terus terang lebih merasa kagum dan lebih merasa aman disamping laki2 yang lebih tua dari saya.

Saya pernah 2-3 kali punya pacar yang lebih muda dari saya (paling banyak 5 tahun selisihnya), memang fun tapi sepertinya kalau lebih muda dari itu mungkin cuma fun doang deh isinya. Masalahnya, mau ngobrol apa? Sementara saya sendiri orangnya lebih suka dibimbing daripada membimbing.

Kayaknya saya juga males ya, kalau harus “ngasuh”, ngeladenin sifat2 yang kurang matang (yang mana sangat wajar untuk usianya), kok seperti yang balik mengulangi masa2 lalu lagi, ngga maju2. Kalaupun lebih muda, biasanya tidak lebih dari 4 tahun lebih muda dari saya.

Soalnya saya ngga kebayang, kalau tahu2 ngenalin pacar yang lebih muda dari adik saya yang paling muda…waaaah….dan terus terang kalau saya lebih terkulai dengan figur laki2 dewasa dibandingkan dengan figur boys band dengan model badan ala Cangcuters dan rambut yang saya tidak mengerti modelnya apa. Sementara saya jam 10 malam sudah ngantuk, eh dia malah ngajak nonton midnight?

Atau sementara saya sudah ngos2an lari, sementara dia masih semangat ’45 kalau jogging bareng? Atau saya diajak nonton konser yang nama bandnya sama sekali tidak saya kenal? Yang lebih parah lagi kalau sudah serius, bisa jadi dia pengen punya anak, sementara saya sudah ngga mikirin punya anak?

Memang nasib dan masa depan serta jodoh tidak ada yang tahu, tetapi sampai sekarang ini saya belum bisa membayangkan punya pacar 10 tahun lebih muda dari saya. Mungkin kalau nanti usia saya sudah 80 dan saya sudah tidak se’belagu’ sekarang

Ya…tapi rasanya selisih umur yang sangat banyak dalam pasangan bukan sesuatu yang ada di dalam menu makanan sehari-hari saya. Sampai saat ini, paling2 saya cuma mengagumi kebeliaan mereka saja, sambil ingat2 saya lagi seperti apa waktu saya masih seumuran mereka.

Anda juga bisa menuliskan dan berbagi dengan seluruh sahabat pembaca "TJanda". Menulislah sekarang dan kirimkan melalui halaman Kontak.